Realitas Media Massa Niklas Luhmann
April 29, 2017Niklas Luhmann |
Buku "The Reality of Mass Media" oleh Niklas Luhmann |
Media massa memiliki peran penting dalam membentuk dua realitas dalam penyebaran informasi. Informasi disebarluaskan oleh media massa melalui pengamat level pertama yaitu pengamat realitas secara langsung, kemudia menurut Luhmann sistem penutupan operasional yang bersifat autopoietic, otonomi dan konstruksi mengabaikan pengaruh dari luar. Realitas ganda (double reality) dalam media massa merupakan bentuk realitas yang dibentuk oleh media massa, dimana realitas pertama adalah realitas yang sebenarnya (sesuai dengan kenyataan), sedangkan realitas kedua adalah realitas yang dihasilkan dan disebarluaskan oleh media. Double reality menurut Luhmann adalah “the reality of the mass media is the reality of second order obeservation”. Kejadian di lapangan diobservasi oleh media untuk kemudian diproduksi (melalui sistem autopoietic), kemudian media akan menyebarkan informasi hasil produksinya kepada publik/audiens.
Dalam pengertian self and other reference pada media massa, jelas ketika misalnya media massa merasa yakin akan kebenaran realitas yang ada dan ia ketahui di luar pemberitaan yang beredar di publicsphere kemudian mendapat referensi dari luar bahwa wacana yang dibangun media massa dirasa telah dirubah menuju informasi atau wacana yang tidak lagi memiliki korelasi terhadap realitas yang ada sebelumnya.
Media massa memiliki informasi-informasi yang disampaikan kepada publik, maka pasti ada sisi yang mana bukan dianggap sebagai sebuah informasi. Menurut Luhmann, informasi diproses jika ada kesadaran atau komunikasi di dalamnya. Artinya komunikator menyadari betul apa yang akan disampaikan adalah sebuah informasi yang benar-benar memiliki nilai terhadap komunikannya.
Luhmann menjelaskan bahwa sifat autopoietic pada sistem pemrograman akan menutup secara otonom pada program-program yang lebih spesifik. Mirip dengan gambaran Luhmann tentang bagaimana sebuah sistem masih mampu mengambil pengaruh dari lingkungannya dengan membentuk organisasi diri lagi sehingga menjadi sebuah sub-sistem.
Universalisme dihasilkan melalui adanya diferensiasi media massa yang bersifat melengkapi. Kemampuan media massa memberi spesifikasi pada informasi dipisahkan lagi dengan memberikan pilihan-pilihan program bagi khalayak.
Ketika informasi disajikan dalam bentuk berita dan laporan mendalam, maka orang akan menganggap informasi tersebut benar dan relevan. Berita dan hiburan tidak dapat dibedakan, karena berita ditampilkan dengan gaya yang menghibur. Media massa melalui differensiasi, dan memberlakukan operasional tertutup, memungkinkan media massa mempunyai kebebasan yang tinggi dalam pemilihan berita (regulasi yang dibuat internal). Media massa menghasilkan otonomi untuk menampilkan lingkungan apa adanya atau melalui batasan yang sudah dibuat.
Dalam melalukan seleksi berita ada beberapa kriteria yang perlu diketahui. Kriteria-kriteria tersebut antara lain, kejutan, konflik, kuantitas, relevansi lokal, pelanggaran norma, penilaian moral, aktor dan tindakan, persyaratan item berita, ekspresi opini dari media massa serta menyesuaikan informasi terpilih untuk dipublikasikan. Meskipun kebenaran, atau lebih tepatnya asumsi kebenaran, sangat diperlukan untuk berita dan pelaporan mendalam, media massa tidak mengikuti kode benar atau tidak benar, melainkan kode informasi atau non informasi. Ketika terjadi kesalahan dalam pemberitaan, media massa menganggap itu bukan kesalahan mereka, melainkan faktor luar.
Iklan (Advertising)
Iklan merupakan salah satu fenomena besar dalam media massa. Iklan dibuat menggunakan sarana yang bisa menyentuh sisi kognitif audiens. Media massa melalui iklan memainkan kesadaran dan ketidaksadaran audiens. Audiens sadar bahwa itu adalah iklan, namun tidak sadar apa pengaruh iklan tersebut. Iklan berusaha membuat suatu manipulasi informasi sehingga apa yang ingin disampaikan oleh komunikator dapat diterima komunikan sesuai dengan apa yang diinginkan. Informasi dalam iklan seolah dikaburan secara terbuka hanya bergantung pada aspek tampilan yang menarik dan menyenangkan. Iklan biasanya menggunakan bahasa yang paradoks. Iklan dibuat berdasarkan tren yang mendominasi. Aspek kejujuran dan kebenaran dalam sebuah iklan sering dikesampingkan. Iklan sengaja dibuat untuk menghasilkan reaksi pada audiens untuk menerima informasi tersebut dengan “iya” dan “tidak”. Akibatnya audiens tidak memiliki kesempatan untuk melakukan kritik terhadap iklan tersebut. Iklan lebih bersifat sponsorship (pesan iklan terselubung), yaitu ada tujuan-tujuan tertentu dari media massa atau mungkin orang yang berada dibalik dibuatnya iklan tersebut. Hal ini jelas berkaitan dengan faktor ekonomi dimana iklan dibuat atas kehendak pemangku kepentingan yang memiliki dana untuk membuat iklan tersebut dan mampu membayar kepada media massa untuk mengiklankan informasi tersebut. Adanya hubugan redundansi dan variasi yaitu untuk melihat keberhasilan iklan dan mengenalkan produk atau objek baru.
Hiburan (Entertainment)
Hiburan pada awalnya dikaitkan dengan games. Di dalam sebuah games terdapat realita ganda yaitu di satu sisi terpisah dari dunia yang sebenarnya (fiksi), di sisi yang lain ada kesesuaian dengan dunia nyata. Hal ini dapat menimbulkan imajinasi, yaitu memungkinkan orang untuk masuk ke dalam dunia yang dibayangkan. Pada awalnya dalam permainan sosial ada aturan yang harus ditaati. Tetapi sekarang bukan aturan namun sebuah informasi. Hiburan tidak hanya merujuk pada games namun dapat berupa film maupun teks.
Media menimbulkan ilusi transedental. Trasedental merupakan sesuatu yang melampaui pemahaman terhadap pengalaman biasa dan penjelasan ilmiah. Aktivitas media tidak hanya sebagai sequence operation namun sebagai observing operations. Untuk memahami media maka harus diteliti apa saja yang dilakukan oleh media.
Structural coupling dalam konten media massa antara lain yaitu antara iklan dan sistem ekonomi. Seperti yang telah dijelaskan bahwa terselengaranya iklan sangat bergantung kepada faktor ekonomi yang membiayai terbitnya sebuah iklan di sebuah media massa. Sistem lain dalam media massa yang saling berhubungan adalah hiburan dan seni. Hiburan sangat erat kaitannya dengan tampilan visual maupun suara yang mana harus menarik minat dari audiens. Sistem berikutnya yang saling berhubungan adalah berita dan sistem politik. Informasi yang dimuat dalam suatu berita merupakan suatu alat yang digunakan oleh pemangku kepentingan dalam suatu negara untuk menjalankan apa yang menjadi tujuannya. Dalam berita terdapat kepentingan-kepentingan politik di belakangnya yang harus dipatuhi oleh media massa.
Asumsi individu dalam suatu berita dimualai dari asumsi individu sebagai pengamat kognitif yang tertarik pada hal-hal yang disajikan terhadap mereka. Iklan dimulai dari asumsi individu, dan individu sebagai makhluk yang menghitung profit.
Konstruksi Realitas
“Kebenaran” di dalam media dan “kebenaran” dalam realitas merupakan dua hal yang berbeda. Kebenaran media dimanipulasikan melalui framing. Sistem media massa memproduksi dan mereproduksi. Di dalam masyarakat terdapat dua buah realitas yaitu realitas yang sebenarnya dan realitas dalam media. Media tidak hanya menampilkan kebenaran namun media juga memilih dan mengeliminasi informasi yang ditampilkan. Perbedaan realitas tidak hanya dibentuk dari pemberitaan namun juga melalui iklan dan hiburan/entertainment. Di dalam iklan konstruksi realitas sebuah produk/jasa dibuat semenarik mungkin sehingga terlihat realitas media jauh lebih baik atau indah dibandingkan dengan realitas yang sebenarnya. Hiburan media massa mempengaruhi pembentukan realitas media meskipun tidak secara langsung dengan cerita novel yang diadopsi dalam media massa.
Fungsi Media Massa
Fungsi media massa hanya dapat dipahami melalui pemahaman mengenai perbedaan operasional dan observasi. Operasional yaitu terjadinya peristiwa faktual yang direproduksi dan menimbulkan autopoietic dari sistem. Observasi merupakan kegiatan menggunakan perbedaan untuk menggambarkan sesuatu. Makhluk hidup denga lingkungan tidak dapat ditelusuri dengan kapasitas kognitif dan prestasi, kehidupan harus memungkinkan suatu adaptasi, sebuah sistem harus dapat mengembangkan kemampuan kognitif untuk eksis.
Sistem memberikan ruang untuk adaptasi berlangsung sehingga dapat mengubah keadaan lingkungan. Media massa menghubungkan masa lalu dan masa depan, serta harapan yang tinggi dari ramalan masyarakat modern yang harus memperhitungkan perbedaan masa lalu dan masa depan. Fungsi media massa membongkar kebohongan setelah terjadinya proses pengamatan diri dari sistem sosial. Media massa menjadi rujukan kabar terbaru.
Schemata terdiri dari seperangkat aturan yang mengatur perilaku dan pola berpikir masyarakat. Schemata membentuk memori, informasi, dan mengatur pemahaman seseorang lewat sistematika “mengingat” dan “melupakan”.
Tulisan saya di atas mungkin baru sebatas gambaran sederhana mengenai konsep realitas media oleh Niklas Luhmann. Untuk lebih memahami lebih dalam lagi mengenai konsep realitas media, saya memberikan link di bawah untuk anda sekalian membaca lebih lanjut tentang konsep tersebut. Terima kasih telah membaca tulisan ini, selamat membaca.
Sumber:
Klik link untuk download The Reality of Mass Media
Tambahan lain → Summary
1 komentar
Ji, tulisanmu apik bagi orang awam sepertiku. Lanjutkan berbagi tugas kuliahmu di sini!
BalasHapus